بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu'alaikum, kali ini saya akan menjelaskan tentang Tutorial Backup dan Restore pada Router Mikrotik. Maksud dari postingan ini yaitu tentang cara backup dan restore konfigurasi yang ada pada router mikrotik.
Caranya sangatlah mudah yaitu dengan mengetikan perintah dibawah ini pada terminal di router
Pada contoh diatas saya membackup dengan nama wisnu. File backup ini bisa saja diberi password jika kita mau. namun pada contoh diatas saya tidak memberi password
2) Setelah dibackup coba lakukan konfigurasi untuk pengetesan perubahan apa yang nanti akan terjadi pada saat file backup tersebut di restore.
Pada contoh diatas saya menghapus konfigurasi IP yang sudah dibackup sebelumnya dan menambahkan konfigurasi Firewall Nat dengan tujuan nanti sebagai pengetesan apakah yang akan terjadi saat file backup tersebut direstore ?...
Pada saat kita merestore, Router akan meminta reboot untuk menetapkan perubahan,
2) jika Router sudah reboot, lakukan pengecekan kembali.
Bisa kita lihat pada gambar diatas, karena pada file backup tadi kita membackup konfigurasi IP address, jadi pada saat direstore Konfigurasi IP tersebut akan terdapat pada router mikrotik.
Pada gambar diatas dapat disimpulkan, Router yang sebelumnya ada konfigurasi Firewall Nat, pada saat kita restore file backup IP tadi, konfigurasi Firewall Nat akan hilang. Mengapa? Karena backup dan restore pada mikrotik bersifat Overwrite, yang berarti semua konfigurasi akan dihapus terlebih dahulu sebelum system melakukan restore dengan file backup.
1) Pertama, klik menu system kemudian pilih script
2) Setelah itu, pada tab script tambahkan script baru kemudian beri nama untuk script tersebut. setelah itu pada kolom source isikan sintak untuk membackup konfigurasi
3) Sekarang pindah ke tab System Schedule untuk membuat jadwal backup otomatis
4) Pada Schedule, klik add (+) kemudian isikan nama schedulenya bebas terserah kita, pada Start Date itu menunjukan pada tanggal berapa script yang pertama kali dijadwalkan untuk berjalan. Start Time menunjukan pada waktu kapan script tersebut pertama kali dijalankan. Interval adalah jangka atau range waktu file script tersebut di update secara otomatis
Diketahui jam pada laptop saya, dan jam pada mikrotik sama, pada contoh diatas sebagai gambaran saya menjadwalkan script tersebut untuk dijaankan pada pukul 06:30:08
5) Bisa kita lihat pada gambar dibawah ini, file backup otomatis dengan menggunakan system script berhasil berjalan sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
Selain Backup dan Restore, pada Router Mikrotik juga terdapat Export dan Import. Bedanya apa? simak saja ulasan dibawah ini
Jadi, misalkan kita melakukan perintah export pada menu IP, maka file export tersebut akan menyimpan semua konfigurasi yang ada pada menu IP, baik itu IP address, firewall, dchp server. client dan lain sebagaimya.
Namun pada contoh ini saya melakukan export pada menu ip address, jadinya file export tersebut nantinya hanya akan menyimpan konfigurasi yang ada pada tab IP Address.
Hasil export tersebut bisa kalin lihat pada menu Files yang tersedia di winbox
2) Setelah diexport coba lakukan konfigurasi untuk pengetasan perubahan apa yang nanti akan terjadi pada saat file export tersebut di import.
Pada contoh diatas saya mengapus IP address ether1 yang sudah diexport sebelumnya dan juga menambahkan konfigurasi IP address pada ether2 dengan tujuan sebagai pengetesan apakah yang akan terjadi pada saat file backup tersebut direstore ?...
Beda halnya dengan Restore, pada Import ini tidak bersifat Overwrite, yang berarti konfigurasi pada Router yang diimport tersebut akan aman-aman saja, tidak akan hilang. Dan pada import ini tidak membutuhkan reboot saat dieksekusi
2) Lantas bagaimana jika konfigurasi dari file tersebut sudah terdapat pada router mikrotik ?
Karena diketahui konfigurasi dari file import/export tersebut sudah ada dan sama persis pada router mikrotik yang akan diimport, maka output yang akan keluar yaitu failure(gagal)
1) Pada contoh ini saya membuka file export (.rsc) via ftp dan kemudian mengeditnya dengan menggunakan notepad.
2) Untuk pengetesan, disini saya mengedit IP serta ether nya. Jika sudah di edit jangan lupa save.
3) Sekarang coba import file export yang sudah di edit tadi.
Pada mikrotik v6 keatas, yang saya tahu perintah "export" dengan "export compact" itu sama saja. Jadi saat kita lakukan perintah "export" pada terminal, itu sama halnya dengan perintah "export compact". Mengapa? mungkin pihak mikrotik ingin memudahkan usernya untuk melakukan backup (sxport))
Namun, pada Mikrotik v6 kebawah (contoh v5.20) perintah "export" dengan "export compact" itu sedikit berbeda. Jika kita jalankan perintah "export", router mikrotik akan menampilkan konfigurasi, baik itu yang kita konfigurasi, maupun tidak. Maksudnya?, Jadi, misalkan saya lakukan perintah "export" pada menu system, maka mikrotik akan me-load atau menampilkan seluruh konfigurasi yang ada pada menu system, baik itu yang kita konfigurasi ataupun tidak. contoh identity mikrotik, walaupun itu masih default nya (MikroTik), belum kita edit, itu akan tetap tertampilkan pada saat kita lakukan perintah "export". Beda halnya dengan perintah "export compact", perintah tersebut hanya akan menampilkan konfigurasi apa yang sudah kita lakukan,
Umumnya, metode ini digunakan jika kita sebagai admin mau melihat konfigurasi apa aja yang ada di router mikrotik tersebut. Atau bisa juga sebagai cara alternative untuk menyimpan konfigurasi, misalkan dengan alasan disk mikrotik kita penuh, atau lain sebagainya.
Rasanya ada yang kurang kalo ga ada gambarnya ("No pict = hoax" :v). Berikut gambaran dari Export/Export compact
Bisa kita lihat pada gambar diatas, sesuai dengan apa yang sudah saya jelaskan sebelumnya, export dan export compact pad mikrotik v6 itu sama saja, tidak berbeda
Nah, bisa kita lihat pada gambar diatas. Sesuai apa yang sudah saya jelaskan sebelumnya, jika kita lakukan perintah "export" pada terminal, maka router mikrotik akan menampilkan konfigurasi, baik itu yang kita konfigurasi, maupun tidak. Namun, beda halnya dengan perintah "export compact" yang ditampilkan hanya yang telah kita konfigurasi
Sekian dari saya
Wassalamu'alaikum wr wb
BACKUP
1) Pertama saya akan konfigurasi IP Address (biar ada konfikannya :v) pada router lalu saya akan membackupnyaCaranya sangatlah mudah yaitu dengan mengetikan perintah dibawah ini pada terminal di router
system backup save name="nama file backup"
Pada contoh diatas saya membackup dengan nama wisnu. File backup ini bisa saja diberi password jika kita mau. namun pada contoh diatas saya tidak memberi password
2) Setelah dibackup coba lakukan konfigurasi untuk pengetesan perubahan apa yang nanti akan terjadi pada saat file backup tersebut di restore.
Pada contoh diatas saya menghapus konfigurasi IP yang sudah dibackup sebelumnya dan menambahkan konfigurasi Firewall Nat dengan tujuan nanti sebagai pengetesan apakah yang akan terjadi saat file backup tersebut direstore ?...
Restore
1) Sekarang coba Restore file Backupnyasystem backup load name="nama file backup"
Pada saat kita merestore, Router akan meminta reboot untuk menetapkan perubahan,
2) jika Router sudah reboot, lakukan pengecekan kembali.
Bisa kita lihat pada gambar diatas, karena pada file backup tadi kita membackup konfigurasi IP address, jadi pada saat direstore Konfigurasi IP tersebut akan terdapat pada router mikrotik.
Pada gambar diatas dapat disimpulkan, Router yang sebelumnya ada konfigurasi Firewall Nat, pada saat kita restore file backup IP tadi, konfigurasi Firewall Nat akan hilang. Mengapa? Karena backup dan restore pada mikrotik bersifat Overwrite, yang berarti semua konfigurasi akan dihapus terlebih dahulu sebelum system melakukan restore dengan file backup.
BACKUP OTOMATIS
Selain backup manual, pada router mikrotik juga bisa backup secara otomatis, yaitu dengan cara memasukan system script dan kemudian mengatur schedule kapan file backup tersebut di update otomatis1) Pertama, klik menu system kemudian pilih script
2) Setelah itu, pada tab script tambahkan script baru kemudian beri nama untuk script tersebut. setelah itu pada kolom source isikan sintak untuk membackup konfigurasi
3) Sekarang pindah ke tab System Schedule untuk membuat jadwal backup otomatis
4) Pada Schedule, klik add (+) kemudian isikan nama schedulenya bebas terserah kita, pada Start Date itu menunjukan pada tanggal berapa script yang pertama kali dijadwalkan untuk berjalan. Start Time menunjukan pada waktu kapan script tersebut pertama kali dijalankan. Interval adalah jangka atau range waktu file script tersebut di update secara otomatis
Diketahui jam pada laptop saya, dan jam pada mikrotik sama, pada contoh diatas sebagai gambaran saya menjadwalkan script tersebut untuk dijaankan pada pukul 06:30:08
5) Bisa kita lihat pada gambar dibawah ini, file backup otomatis dengan menggunakan system script berhasil berjalan sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
Selain Backup dan Restore, pada Router Mikrotik juga terdapat Export dan Import. Bedanya apa? simak saja ulasan dibawah ini
EXPORT
1) Pada contoh ini saya mengexport konfigurasi ip address. Untuk cara export berbeda sedikit dengan backup.Jadi, misalkan kita melakukan perintah export pada menu IP, maka file export tersebut akan menyimpan semua konfigurasi yang ada pada menu IP, baik itu IP address, firewall, dchp server. client dan lain sebagaimya.
Namun pada contoh ini saya melakukan export pada menu ip address, jadinya file export tersebut nantinya hanya akan menyimpan konfigurasi yang ada pada tab IP Address.
export file "nama file"
Hasil export tersebut bisa kalin lihat pada menu Files yang tersedia di winbox
2) Setelah diexport coba lakukan konfigurasi untuk pengetasan perubahan apa yang nanti akan terjadi pada saat file export tersebut di import.
Pada contoh diatas saya mengapus IP address ether1 yang sudah diexport sebelumnya dan juga menambahkan konfigurasi IP address pada ether2 dengan tujuan sebagai pengetesan apakah yang akan terjadi pada saat file backup tersebut direstore ?...
IMPORT
1) Sekarang coba import file yang sudah diexport tadiimport file-name="nama file export"
Beda halnya dengan Restore, pada Import ini tidak bersifat Overwrite, yang berarti konfigurasi pada Router yang diimport tersebut akan aman-aman saja, tidak akan hilang. Dan pada import ini tidak membutuhkan reboot saat dieksekusi
2) Lantas bagaimana jika konfigurasi dari file tersebut sudah terdapat pada router mikrotik ?
Karena diketahui konfigurasi dari file import/export tersebut sudah ada dan sama persis pada router mikrotik yang akan diimport, maka output yang akan keluar yaitu failure(gagal)
Tambahan :
File yang telah kita export tadi, berformat .rsc. File rsc ini bisa kita edit isinya sesuai keinginan, tapi dengan sayarat editlah dengan syntak yang dapat dikenal oleh mikrotik.1) Pada contoh ini saya membuka file export (.rsc) via ftp dan kemudian mengeditnya dengan menggunakan notepad.
2) Untuk pengetesan, disini saya mengedit IP serta ether nya. Jika sudah di edit jangan lupa save.
3) Sekarang coba import file export yang sudah di edit tadi.
Export/Export Compact
Pada pembahasan sebelumnya, diketahui Export pada mikrotik dengan menggunakan perintah "export file" berarti menyimpan konfigurasi, namun tidak keseluruhan. Perlu kita ketahui, selain dari export, ada juga perintah "export compact" lantas bedanya apa?Pada mikrotik v6 keatas, yang saya tahu perintah "export" dengan "export compact" itu sama saja. Jadi saat kita lakukan perintah "export" pada terminal, itu sama halnya dengan perintah "export compact". Mengapa? mungkin pihak mikrotik ingin memudahkan usernya untuk melakukan backup (sxport))
Namun, pada Mikrotik v6 kebawah (contoh v5.20) perintah "export" dengan "export compact" itu sedikit berbeda. Jika kita jalankan perintah "export", router mikrotik akan menampilkan konfigurasi, baik itu yang kita konfigurasi, maupun tidak. Maksudnya?, Jadi, misalkan saya lakukan perintah "export" pada menu system, maka mikrotik akan me-load atau menampilkan seluruh konfigurasi yang ada pada menu system, baik itu yang kita konfigurasi ataupun tidak. contoh identity mikrotik, walaupun itu masih default nya (MikroTik), belum kita edit, itu akan tetap tertampilkan pada saat kita lakukan perintah "export". Beda halnya dengan perintah "export compact", perintah tersebut hanya akan menampilkan konfigurasi apa yang sudah kita lakukan,
Umumnya, metode ini digunakan jika kita sebagai admin mau melihat konfigurasi apa aja yang ada di router mikrotik tersebut. Atau bisa juga sebagai cara alternative untuk menyimpan konfigurasi, misalkan dengan alasan disk mikrotik kita penuh, atau lain sebagainya.
Rasanya ada yang kurang kalo ga ada gambarnya ("No pict = hoax" :v). Berikut gambaran dari Export/Export compact
Export dan Export Compact pada RouterOS v6
Pada contoh ini saya melakukan perintah export maupun export compact pada tab ip
export
export compact
Bisa kita lihat pada gambar diatas, sesuai dengan apa yang sudah saya jelaskan sebelumnya, export dan export compact pad mikrotik v6 itu sama saja, tidak berbeda
Export dan Export Compact pada RouterOS v5
Pada contoh ini saya melakukan perintah export maupun export compact pada tab ip
export
export compact
Nah, bisa kita lihat pada gambar diatas. Sesuai apa yang sudah saya jelaskan sebelumnya, jika kita lakukan perintah "export" pada terminal, maka router mikrotik akan menampilkan konfigurasi, baik itu yang kita konfigurasi, maupun tidak. Namun, beda halnya dengan perintah "export compact" yang ditampilkan hanya yang telah kita konfigurasi
Sekian dari saya
Wassalamu'alaikum wr wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentarnya ^^